Haiii bloggers

Terima kasih telah mengunjungi web saya... Selamat datang..Have a Nice Day... ^^

Kamis, 15 Mei 2014

Pekerjaan sebagai karyawan membunuh Idealisme

Judul blog saya ini cukup frontal..Judul blog ini sebenarnya merupakan sebuah kesimpulan yg saya tarik dari pengalaman pribadi..Bukan sekedar opini2..ini berdasarkan pengalaman saya sendiri..Mari kita simak bersama!

Pertama-tama bagi anda2 karyawan baru terutama yg fresh graduate pasti sering mendengar istilah orang realistis dan orang idealis..Saya sendiri saat masuk kerja utk pertama kalinya, HRD nya mengatakan ke saya kalau saya adalah orang yg sangat idealis, mungkin karena saya baru lulus..Saat itu saya berpikir apakah maksudnya kalau sudah lama bekerja, tidak akan idealis lagi??? Penuh tanda tanya dalam otak saya saat itu..Namun saya masih belum menemukan makna dari kata2 itu sebelum saya merasakan sendiri..

Setelah beberapa lama bekerja disana, saya banyak merasakan adanya lempar2an kerjaan di tempat saya bekerja, para karyawan yg sudah lama bekerja selalu menolak kerjaan2 baru, sebisa mungkin membuat tembok dan hanya mengerjakan pekerjaan yg mereka bisa saja..sedangkan utk suatu kerjaan yg agak sulit dll, malah dilempar ke anak baru,,,dan kebetulan anak2 baru masuk kerja pasti selalu ingin menunjukkan kinerja yg sebaik mungkin dan pastinya masih dengan semangat mengerjakan kerjaan apapun..Lalu saya mengambil kesimpulan, inilah yg disebut sebagai kelompok orang2 realistis..

Maksudnya ialah orang2 realistis sadar bahwa banyak atau dikit kerjaan yg mereka kerjakan, gaji yg mereka terima tiap bulan tetaplah sama..Maka kalau bisa kerja sedikit sebaiknya kerja sedikit..Biasany kelompok orang seperti ini muncul di tempat kerja yg tidak pernah menghargai kerja keras karyawan...Maka mulai terbentuk pola pikir seperti itu..Namun apabila di depan bos, mereka akan berakting seolah-olah mereka bekerja paling rajin..Bahkan yg lebih eksrim lagi, pekerjaan yg dikerjakan anak baru malah diakui sebagai kerjaan mereka..SADIS Bukan??

Ada juga yg mengatakan bahwa orang idealis biasanya tidak akan lama bekerja di suatu tempat, apabila mau awet bekerja ya jadilah orang realistis..saya rasa pernyataan ini ada benarnya..Pernyataan ini maksudnya adalah orang yg realistis tentu kerjanya lebih ringan sehingga tentu awet bekerja..alias nyaman..sedangkan orang idealis mungkin banyak yg sakit hati karena mereka kerja terlalu keras tp tidak dapat penghargaan, bahkan pekerjaan mereka diakui oleh orang lain...makanya mereka berpikir mencari tempat lain yg lebih menghargai kerjaan mereka..

Orang2 idealis yg kelamaan bergaul dengan orang2 realistis juga lama kelamaan akan tertular..mereka akan memiliki pola pikir yg sama sehingga akan menjadi orang2 realistis juga..tentu saja karena mereka sadar menjadi orang idealis hanya mendapatkan capek..Inilah yg disebut sebagai Lingkungan sangat berpengaruh pada sikap, perilaku dan pola pikir kita..

Muncul juga suatu pernyataan " Jokowi pemimpin idealis " karena terbukti kerja nyata dan dirasakan masyarakat Jakarta..kenapa disebut idealis?? jelas karena Jokowi bekerja demi kepentingan masyarakat luas, dia tidak bisa diam dan membiarkan Jakarta tanpa perubahan..Dia melakukan kerja nyata..Bahkan gaji yg merupakan hak nya saja tidak dia ambil..Dia tidak terpengaruh pemimpin2 lain yg tinggal ongkang2 kaki dan selalu mendapat gaji, fasilitas dan tunjangan..Dia tidak memiliki pola pikir berpangku tangan..itulah yg menyebabkan dia disukai masyarakat luas..

Ada juga yg mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Jokowi...Penyataan ini muncul karena pemimpin2 kita sudah terkena racun realistis..ak rasa budaya realistis sudah mengakar mulai dari pemimpin2 negara hingga ke seluruh pelosok masyarakat..ini adalah budaya bangsa..mungkin inilah sebabnya bangsa Indonesia tidak maju2..

Saya sendiri bangga menjadi orang idealis..Walaupun sudah bekerja kurang lebih 2 tahun, namun saya tetap idealis...tidak terpengaruh sama sekali..Saya bangga bisa mengerjakan banyak hal dan memberikan banyak sumbangsih walaupun tidak dihargai sama sekali..

Kemudian saat saya mengajukan resign, saat itu posisinya saya baru saja dirolling kerjaan..dan terus terang kerjaan setelah rolling sangat tidak sesuai dengan saya..apalagi background pendidikan saya adalah apoteker..Dulu waktu saya menjadi purchasing raw material kimia, masih cukup sesuai dengan background pendidikan..Mendadak say di rolling ke purchasing offset yg banyak menangani printing..Namun bukan hanya itu alasan resign saya, masih ada beberapa alasan lain..Yaitu :
1. Tahun 2014 saya ada rencana merid di bulan Desember, seperti kita tahu kalau kita pindah ke tempat kerja lain pasti sulit diterima kalau kita apply saat kita sudah mau merid sehingga kalau bisa jauh2 hari saja..Saat itu saya mengajukan resign di bulan April, saya rasa ada jeda 7 bulan hingga ke hari H merid..tidak terlalu mepet..
2. Setelah merid, saya akan tinggal di jakarta barat..jadi sebaiknya saya cari kerja di jakarta barat supaya pulang pergi ga habis waktu di jalan..
3. saya ada rencana buka warnet di wilayah jakarta barat..saya bekerja sama dengan calon suami saya utk mewujudkan bisnis ini..

tentu saja dengan wilayah yg semua terpool di jakarta barat, segala sesuatu akan lebih enak..bisa menghindari kemacetan jakarta..selain itu karena saya bekerja di jakarta barat juga maka saya akan mudah mengawasi usaha warnet yg sudah dibuka Mei 2014..

Dengan alasan2 kuat ini, saya mengajukan resign yg ternyata tidak disambut baik..Saat farewell saya di tempat kerja saya, malah mendapat ceramah negatif dari Bos saya..Mereka menekankan kekecewaan dan selalu mencap alasan resign saya karena dirolling..walaupun memang itu adalah salah 1 alasan, namun alasan yg lain hanya dianggap seperti kamuflase saja..Lagian saya merasa seakan-akan karyawan itu diperlakukan seperti robot, tidak boleh punya keputusan pribadi, harus nurut 100% kemauan perusahaan ,Saya sadar kalau dirolling memang tidak ada yg bisa menolak..Saat saya menyadari kerjaan setelah rolling sangat tidak cocok, ya saya resign..apalagi kerjaan tersebut sangat jauh dari background pendidikan saya..Saya juga punya hak utk resign..Apa maksud mereka saya harus bertahan bekerja tidak sesuai passion..bukankah semua orang mengatakan bahwa bekerja itu harus sesuai passion..
Apakah saya HARUS menjadi orang realistis yg dirolling kemana2 tetap bertahan demi punya pekerjaan walaupun itu bukan pekerjaan yg disukai??
Rasanya memang semua orang digiring menjadi realistis..Ini namanya pembunuhan terhadap idealisme seseorang..Dalam hal ini sebenarnya keputusan saya tidak boleh dianggap salah karena tidak ada yg salah maupun yg benar..Utk hidup saya tentu saya lah yg harus mengambil keputusan, apapun itu keputusan entah baik utk hidup saya atau bahkan ternyata bukan keputusan yg baik, itulah yg saya tentukan sendiri..Dalam hati saya berkata :"Tolong hargai keputusan seseorang..!!" Dengan menyerang idealisme seperti itu, sungguh tidak etis..

Saya rasa perusahaan manapun akan lebih suka pada karyawan yg tidak punya cita2..karena karyawan yg tidak punya tujuan hidup cenderung mudah utk realistis dan awet bekerja..dan itulah yg diinginkan perusahaan2..Seperti saya saat resign juga mengungkapkan keinginan saya utk membuka Apotik sendiri di kemudian hari..Maka saya ingin bekerja di Apotik supaya bisa mempelajari segala sesuatunya..jawaban Bos Saya adalah " Memang kamu ga bisa memperkerjakan Apoteker saja yg sudah pengalaman? jadi kamu tidak perlu kerja di Apotik.." Bicaranya dalam nada tidak enak,,,Saya mikir mau memperkerjakan Apoteker yg pengalaman mau ngegaji berapa?? pasti gede..Lagian kalau begitu, masa kita mau saja di dikte Apoteker yg kita pekerjakan tanpa tahu apa2..Kalau dibodongin gmn? :P   Kalau saya sih saya ingin menguasai bidang yg saya geluti, tidak mau tergantung orang..

Dari situ, saya sadar bekerja itu utk mendapatkan pengalaman memang benar, tapi sebisa mungkin janganlah menjadi terlalu realistis..kejarlah apa yg menjadi cita-cita mu..bekerjalah dengan sepenuh hati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar